Salam Sahabat

Assalamualaikum
Yo opo kabar e "Prend"


Sabtu, 06 September 2008

Kaum Pesakitan

Ditulis Tanggal 7 September 2008 oleh Mirza Buchori

Rumah pesakitan, sepengetahuan saya semua pesakitan(pelaku kejahatan yang telah di putuskan bersalah) akan di masukan ke rumah ini untuk menjalani masa hukuman sesuai dengan keputusan pengadilan. Bayangan saya dulu waktu masih kecil, di tempat ini para pesakitan selama mejalani masa hukuman akan di sadarkan akan kesalahan2 yang telah mereka perbuat supaya jika keluar dari rumah ini nantinya akan menjadi orang yang baik.

Tetapi yang saya dengar dari media belakangan ini kok malah, bertolak belakang ya. Jadi di dalam sana ada juga jual beli narkoba, ada pemerasan terhadap mereka: mereka di mintai uang airlah, uang kebersihanlah, dll yang jika tidak di penuhi akan ada konsekwensi yang di terima tanpa bisa menolaknya, saya yakin sebenarnya semua itu sudah di bayar/menjadi tanggungan pemerintah. Saya nggak terbayang, dari mana mereka mendapat uang untuk membayar ini dan itu sementara mereka ada di tempat yang secara logis sangat membatasi mereka dengan hal-hal yang bisa mendatangkan penghasilan.

Oke, mereka telah berbuat jahat di luar sana, tetapi di luar sana jika mereka melakukan kejahatah masih ada aparat keamanan yang akan menangkap mereka dan lembaga2 hukum yang siap mengadili kasus2 kejahatan, tetapi di dalam rumah ini jika hal itu terjadi kepada mereka, akankah ada aparat dan lembaga hukum yang akan mendengar mereka??? saya ragu mengenai hal ini.

Mereka seakan masuk ke dalam dunia yang mungkin lebih primitif, sebuah dunia di mana jika ketidakadilan terjadi Mereka mungkin hanya bisa pasrah menerima hak2nya di injak2 orang lain atas dasar "kamu penjahat" oleh orang2 yang mengaku orang2 bersih padahal sebenarnya lebih kotor. Mengapa lebih kotor??? Oke, pesakitan itu adalah pelaku kejahatan, tetapi mereka melakukannya dengan resiko untuk di hukum jika tertangkap, mereka tahu pasti.

Sementara orang2 itu, mereka tidak lebih dari orang2 yang meludahi martabat mereka dan mencoreng kepercayaan yang di amanahkan kepada mereka, seperti orang baik di luar padahal di situ mereka seperti kaum penjajah di jaman feodal dulu. Jadi bagaimana pesakitan's bisa menjadi lebih baik saat keluar nantinya jika selama di sana mereka justru di ajari dengan keras mengenai "siapa yang berkuasa" dan "siapa menjadi korban kesewenangan". Apa tidak malah mereka menjadi orang2 yang semakin sakit nantinya.

Segala penyelewengan atas nama kurangnya penghasilan adalah Omong Kosong, semua tempat kerja apakah Swasta apakah Pegawai Negeri punya mekanisme untuk mengundurkan diri, kenapa tidak memanfaatkan itu untuk keluar dari pekerjaan yang gajinya "dirasa" kurang untuk mencari penghasilan yang lebih "tinggi" di tempat lain??? kenapa malah memilih menyalah gunakan wewenang??? jawabannya adalah "Semua itu hanya alasan".

Negara punya kewajiban untuk mensejahterakan dan melindungi rakyat, artinya disini tidak terbatas pada orang baik atau orang jahat, rakyat ya rakyat, semua warga negara. Itu juga adalah tantangan bagi pemerintah, mereka harus mampu bisa mengayomi tidak hanya orang2 yang dulu menjadi pendukung mereka saja saat pemilu tetapi juga orang2 yang mungkin dulu menjadi saingan mereka dan simpatisan yang dulu menjelek2kan mereka, dalam kontek negara semua warga negara berhak mendapatkan hak asasi manusia yang merupakan anugrah langsung dari -Nya.

Salam.

Senin, 01 September 2008

Kapitalisme politik sebuah kendaraan politik individu

Ditulis Tanggal 1 September 2008 oleh Mirza Buchori

Melihat kompetisi antara Hillary dan Obama sangat menarik, masing2 dari aliran politik yang sama tetapi bersaing dengan ketat untuk menjadi kandidat presiden AS. Tidak ada kecenderungan saling menghancurkan dalam kontek mengorbankan partai karena masing2 sadar bahwa mereka adalah orang2 yang memperjuangkan politik dengan wadah yang sama. Bahkan kenyataan saat ini Mantan saingan Obama menjadi pendukungnya, sungguh suatu kedewasaan politik.

Hal yang aneh terjadi di negara saya, di sini aliran politik Partai rasanya kok bukan masalah penting, yang penting adalah punya tokoh yang di kenal masyarakat dan bisa menjaring masa, sing penting partai itu bisa menang titik. Ada juga partai baru lain yang simpatisannya sama dengan partai besar yang sudah ada, peresmiannya pun yang datang juga ketua partai besar itu, jadi ingat pelajaran biologi kayak amoeba (binatang ber-sel satu) bisa membelah diri whuusssss jadi dua...jadi tiga....tuing tuing tuing...kenapa sih suka banget bikin partai???? yah mas, mobil boleh saja banyak yang penting "saya" adalah sopirnya gitu kali ya....ha ha ha...

Kekuatan ketokohan ini pula yang membuat jika tokoh-nya di senggol sedikit saja langsung di bela, benar salah pokoe tokoh ku, gitu mungkin kata mereka dalam hati. Kena sorot sedikit saja katanya bernuansa politis-lah, pembunuhan karakter-lah wah pokoe tidak menunjukan adanya tanda2 kedewasaan sebagai negarawan besar, pokoe bela meski jika terbukti si tokoh yang salah nantinya effeknya negara akan bisa di selamatkan, memang mereka itu benar2 "tangguh".

Jadi pengin bertanya:
Katanya kepentingan bersama(baca: negara) di atas kepentingan pribadi??? itu kata bu guru saya, yang meski gaji kecil tetapi mengajarkan hal2 yang mulia.


Coba kalau partai2 di negara kita punya Kaderisasi yang benar sehingga mampu menghasilkan kader2 partai yang nantinya akan menjadi negarawan2 yang akan mewakili rakyat mengelola negara ini, dengan Kaderisasi yang sukses maka nggak ada istilah selalu membela tokoh orang perorang, jika memang tokohnya salah Ya "Sikaaaaaaaaatttttt" wong kader berkualitas banyak ya thoooo..., beda dengan jika tidak punya kader yang ada pokoknya bela bela dan bela...

Politik telah ber-asimilasi dengan kapitalisme, yang penting MEREK.

Salam,

Jumat, 22 Agustus 2008

Kesombongan Uni Eropa

Ditulis Tanggal 23 Agustus 2008 oleh Mirza Buchori

Kemarin ada berita cukup mengejutkan dari spanyol, Spanair meledak saat lepas landas. Wow, Spanair terlalu kreatif rupanya, para penumpang tidak di antar ke negara atau kota tujuan melainkan di antar ke alam kubur. Saya sebagai orang yang tergolong sering naik turun pesawat ke pulau2 di indonesia merasa grogi juga mendengar berita ini.

Ada hal penting yang saya perlu kasih komentar mengenai masalah jatuhnya Spanair ini. Maskapai penerbangan komersial Negara kita sudah sekian lamanya di embargo oleh Uni Eropa sehingga pesawat2 kita tidak boleh mendarat di negara2 Uni Eropa. Artinya apa, kita sebagai negara sudah dilecehkan dan dikhianati oleh kesombongan mereka, mereka bukan memandang
sebelah mata ke kita tetapi mereka bahkan tidak mau memandang kita sama sekali, pokoknya ini itu ini itu titik.

Kenapa kita di Lecehkan???
Saya akui tidak semua maskapai penerbangan Indonesia mempunyai standard yang bagus, tetapi untuk yang bagus seperti Garuda ya seharusnya mereka mengakui bagus. Jangan karena ada pesawat jatuh terus di pukul rata mereka mengembargo semua maskapai penerbangan dari negara kita, itu cara yang sangat "Barbar".

Kenapa kita di Khianati???
Setahu saya di dunia ini ada dua pabrik penghasil pesawat yang produknya dipakai hampir semua negara di dunia yaitu Air bus milik konsorsium eropa dan Boeing milik amerika. Setelah kita membeli pesawat2 dari barat kemudian mereka juga yang meng-Embagro kita, mereka juga yang membuat bisnis negara kita menggunakan peralatan buatan mereka menjadi Bangkrut.
Secara intelektual saya rasa mereka orang2 barat cukup pintar untuk melihat sebuah permasalahan sehingga tidak kehilangan inti permasalahan dan tetap bisa mengambil keputusan secara adil. Tetapi kenapa untuk kasus maskapai kita mereka kok sepertinya tutup mata pukul rata semua maskapai kita seolah2 maskapai kita adalah monster udara yang siap merenggut nyawa siapa saja yang menaikinya??? Saya curiga itu ada agenda lain di balik keputusan mereka meng-Embargo maskapai kita yaitu taktik bisnis, mereka ingin me-monopoli bisnis transportasi penerbangan dari dan ke negara mereka.

Kembali lagi ke kasus Spanair.
Pertanyaannya adalah apakah Uni Eropa akan mengembargo maskapai Spanyol yang artinya mereka akan mengembargo sebagian dari mereka sendiri??? Jika mereka mengembargo Spanyol artinya mereka memang berkomitmen dengan aturan2 yang mereka buat.

Tetapi jika mereka tidak melakukan embargo apapun, maka itu membuat semakin jelas bagi kita bahwa Mereka memang tidak rela melepaskan negara2 Jajahan mereka di masa lampau dan mereka kini menjajah negara2 yang telah merdeka ini dalam bentuk lain.

Salam.

Jumat, 15 Agustus 2008

Sosialisasi hukuman

Ditulis Tanggal 15 Agustus 2008 oleh Mirza Buchori

Setiap kali browsing berita, hampir selalu juga ketemu berita mengenai masalah hukum, apakah mengenai pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, artis yang menggugat siapa, Koruptor yang mengelak secara mamalukan untuk lepas dari jerat hukum, lengkap baik dari dalam maupun luar negeri, wuih sumpek juga ya kenapa nggak berita menggembirakan saja yang selalu muncul biar semua orang juga jadi bahagia.

Meski saya seorang sarjana, saya adalah orang yang sangat kurang mengerti dengan hukum. Jika kemudian saya misal menghindari untuk mencuri, menipu atau hal lain yang akan merugikan orang lain itu lebih karena saya merasa perbuatan semacam itu memang perbuatan yang salah menurut saya pribadi. Jika ada yang berfikir saya tidak melakukannya karena saya
paham dengan hukum2 perundang2an yang mengatur itu misal mencuri akan di kenakan pasal ini dan itu dll itu tidak benar, saya sama sekali tidak tahu pasal2 mana, apa hukuman bagi pencuri, pembunuh, wah pokoknya nol besar deh. Mungkin bisa di bilang bahwa bagi saya hukum adalah sesuatu yang exlusive.

Saya adalah orang yang kurang mengerti dengan hukum, tetapi menurut saya sebenarnya hukum itu pun adalah peraturan juga dalam arti kalau kita pandang hukum sebagai suatu kumpulan kesepakatan dari pembuatnya yang hanya berisi hukuman2, pengacara, hakim, jaksa, wah saya rasa itu justru akan membuat hukum itu menjadi sesuatu yang terlalu exlusive sehingga meski konsekwensi terhadap pelanggarannya berat tetapi masyarakat jarang yang tahu karena exlusivitanya tersebut. Coba bayangkan jika hukum itu di pahami secara sama dengan peraturan2 yang umum, misal: peraturan lalu lintas, apa sih sebabnya kita tidak boleh ngebut??? oh bisa terjadi kecelakaan kita dan orang lain bisa rugi karenanya atau Peraturan
di kantor: jangan sering2 bolos kalau tidak mau ke SP atau pecat. Semua itu kan peraturan yang sudah umum mungkin karena sudah seringnya kita tersosialisasikan mengenai peraturan2 itu sehingga kita mudah mengingatnya kenapa dan konsekwensinya apa bagi kita. Kita jadi mudah mengikutinya dan kalaupun ada yang kena sangsi kita sudah nggak ribut lagi karena sudah sama2 tahu.

Nah semakin beragamnya berita mengenai masalah hukum di media2, menurut saya beberapa hal yang exlusive itu sudah waktunya untuk di buat merakyat. Bagaimana caranya??? tentunya adalah dengan sosialisasi. Ya semakin banyaknya kasus pembunuhan malah sampai ada yang berantai, kasus korupsi, perampokan dll menurut saya kejahatan2 semacam itu sudah waktunya untuk di sosialisasikan konsekwensinya jika peraturan2 mengenai kejahatan2 itu di langgar.

Bagaimana melakukannya, misal setiap akhir laporan berita kejahatan sebelum beralih ke berita selanjutnya di berikan slide dan penjelasan dari ahli hukum yang menjelaskan secara singkat mengenai hukuman2 bagi yang melanggarnya, semua jenis kejahatan di buatkan slide-nya, setiap jenis kejahatan itu di beritakan setiap akhir pemberitaan berita itu juga di putar slude itu, nggak perduli sesering apa kejahatan itu terjadi sehingga sering di putar di televisi. Yang penting
buat supaya masyarakat itu familiar dengan peraturan2 dan hukumannya tanpa harus perlu berfikir panjang untuk susah untuk mengingatnya.

Setelah hukum itu telah tersosialisasikan, maka tidak perlu lagi memperdebatkan apakah si terdakwa layak dengan hukuman ini dan itu karena kita sudah sama2 tahu resikonya. Lihat saja yang terjadi baru2 ini, sudah jelas2 pembunuhan berantai atau sadis bisa di dakwa hukuman mati, setelah terdakwa di vonis mati ... eh ada saja yang nggak setuju karena katanya bertentangan dengan kemanusiaan. Ada buanyak hal yang bisa di perdebatkan mengenai masalah2 sosial, karena itu perlu sekali adanya kesamaan pandangan sehingga nggak perlu muter2 debat sana sini. Kalau memang kita menerapkan hukuman mati ya laksanakan, kalau memang di vonis seumur hidup ya masukan segera ke penjara.

Kenapa saya optimis dengan tersosialisasikannya konsekwensi dari apa akibat dari tindakan2 melanggar peraturan akan membantu menurunkan tingkat kriminalitas??? karena saya yakin
setiap manusia itu melakukan segala sesuatu setelah melalui proses yang di sebut berfikir, nah
semakin banyak pertimbangan sebelum melakukan sesuatu termasuk hukuman2 yang akan menghadangnya mungkin sekali akan menghasilkan result yang lebih baik, memang ada juga orang2 yang impulsif, hajar dulu baru mikir, nah untuk orang2 semacam ini HUKUM adalah jawaban yang paling tepat.

Salam,

Senin, 11 Agustus 2008

Pekerjaan Ku adalah yang paling Ueeenak

Ditulis Tanggal 11 Agustus 2008 oleh Mirza Buchori

Waktu itu sudah hampir 2 bulan lamanya saya di jakarta, sudah cukup lama rasanya tidak pulang ke rumah orang tua di lamongan. Akhirnya setelah dipikir2 tiga minggu yang lalu saya putuskan untuk pulang kampung. Sore itu pulang kerja saya langsung mampir sebentar ke kost untuk mengambil tas dan isinya yang sudah saya packing tadi malam dan langsung meluncur ke Gambir, beruntung sekali langsung dapat tiket dan beruntung juga nggak sampai lima menit kereta api saya berangkat, suatu hal yang langka memang jam pulang jalan tidak macet dan kereta yang berangkat tepat waktu.

Tidur di kereta dan pagi hari bangun sudah sampai di surabaya, seperti biasa saya langsung, meluncur ke tempat kakak saya yang ada di nginden untuk menaruh barang2 saya. Ritual saya jika sudah sampai ke surabaya adalah mengunjungi Kost2san saya waktu kuliah yang sampai saat ini masih ada beberapa teman saya semasa kuliah yang masih single dan memilih tetap bertahan si kost ercinta dari pada mancari tempat lain.

Ritual lainnya adalah berkeliling kampus ITS, 4 tahun lalu saya lulus kampus ini tetapi saya masih sering merindukan suasana kampus saya ini. Nah pas di depan SAC(tempat kampus memasang lowongan pekerjaan dan juga tempat para mahasiswa mencari lowongan kerja) disinilah kekesalan ku bermula.

Aku ingat ada teman ku yang jadi dosen dan sedang tugas belajar ngambil S2 di teknik elektro, nah aku panggillah dia, Oke kita ketemuan di SAC. Ngobrol2 dan ngobrol akhirnya sampailah kami ke pekerjaan masing2. Tiba2 dia ngomong ke aku dengan nada enteng :

"Wis pokoknya pekerjaan Ku adalah yang paling Ueeeeeeenak"

Aku bertanya ke temanku ini, apa yang dia maksud dengan "pernyataannya" itu dan sedetik kemudian aku cukup di buat kaget dengan alasan yang membuat dia menganggap bahwa pekerjaannya adalah yang paling "Enak".

"Enaklah, kan banyak waktu lowong, bisa ngeGame, sehari kan dosen hanya ngajar beberapa kali tho"

What the hell man bilang ku dalam hati. Saya tidak ingin membahas mengenai bagaimana nantinya kualitas pendidikan di indonesia nantinya??? atau kualitas mahasiswa indonesia jadi kayak gimana sekarang??? nggak2 saya nggak akan membahas itu, saya rasa itu urusan menteri pendidikan saja he he he, just kidding.

Sebagai orang yang sudah bekerja saya tahu pasti bagaimana rasanya bekerja2 dan bekerja setiap hari, dan saya kecewa dengan pemikiran teman saya ini, sebagai dosen, sebagai mahasiswa S2 dan alumni institut yang bagus dari bandung kok eh ternyata cuman segitu saja. Akhirnya saya buat gurauan yang jika dia berfikir sebenarnya maknanya cukup dalam.

"Jadi U menikmati pekerjaan kamu bukan saat bekerja, tapi di saat lowong2 itu???"

Saya sampai mencontohkan Ibu saya yang merasa rindu bertemu dengan murid2nya di kelas 1 SD yang karena libur panjang jadi cukup lama tidak bisa mengajar mereka. Hanya memang teman ini memang orang jenius secara matematis jadi segudang alasan di keluarkan untuk membela diri sampai akhirnya saya to the point saja dengan pemikiran saya bahwa

"Pekerjaan yang Ueenak adalah pekerjaan yang di saat kita bekerja mengerjakannya, maka saat itulah kita tenggelam di dalamnya"

Kita bahagia justru pada saat kita bekerja, bukannya pada saat kita istirahat atau waktu senggang lainnya di tempat kerja.

Perasaan bahagia semacam inilah yang akan membuat seseorang mampu memberikan totalitas dia dalam bekerja. Sebagai Engineer di perusahaan minyak, dalam bekerja sering kita harus berurusan dengan banyak orang, mendesain sebuah projek yang di kejar waktu, harus mengawasi pekerjaan di hutan selama berminggu2, jika terjadi masalah dan delay maka perusahaan akan dirugikan ribuan dollar perharinya dan banyak lagi hal yang pasti bisa membuat saya pusing delapan keliling jika saya tidak bisa mencintai saat-saat dimana saya sedang bekerja.

Ketika saya ceritakan hal ini ke teman saya lainnya yang bekerja sebagai dokter di sepanjang, dia bilang bahwa pemikiran saya sudah level "Filsafat". Wah saya agak tersanjung sebenarnya, tetapi sebenarnya itu bukan filsafat tetapi hanya sebuah pemikiran yang berusaha memikirkan sesuatu tepat pada tempatnya, itu saja tanpa harus di intervensi oleh Egois-me kita, karena jika kita melibatkan egois-me kita bisa2 nantinya hanya akan membuat pembenaran ke kita dan malah kehilangan inti dari permasalahannya.

Kami jadi mengembangkan objek berfikir ke orang2 indonesia yang sering bilang bahwa

"mereka ingin mencari pekerjaan yang lebih baik, lebih enak dari pekerjaan mereka sekarang",

mungkin maksud sebenarnya di dalam kepala mereka adalah

"Mencari pekerjaan yang lebih Santai dan boleh bermalas2an".

Sebuah hasil pemikiran orang2 yang terbelenggu oleh ego mereka masih2. Mereka bisa2 saja membabibuta mempertahankan pemikiran itu, tetapi saya percaya tuhan maha adil. Siapa yang lebih tekun dan pintar dalam bekerja akan memperoleh penghargaan yang tertinggi, mungkin saat awal antara orang2 pemalas dan orang2 rajin tidak kelihatan langsung perbedaannya
tetapi nanti kita lihat saja hasilnya.

Sebelum semuanya terlambat, Ayo:
Hargailah pekerjaan kita.
Nikmatilah pekerjaan kita.
Semoga kita bisa sukses dalam kehidupan pribadi dan pekerjaan kita.

Salam,

Sabtu, 09 Agustus 2008

Budak Kapitalis

Ditulis Tanggal 9 Agustus 2008 oleh Mirza Buchori

Sebenarnya saya sudah cukup mikir2 untuk menulis uneg2 saya yang satu ini atau tidak, kenapa harus pikir2 dulu??? Karena akan banyak "menampar" manusia2 jaman sekarang. Lho kok bisa??? jadi begini...

Tiga minggu yang lalu kantor saya mengadakan family gathering ke bali, yah setelah setahun kita kerja di kantor lumayan juga kalo dapat refreshing ke bali gitu. Nah di bali kami muter2, pagi sampe sore kita acara keliling bali sama rekan2 kantor pake bus dan ada pemandunya, malam harinya kami keluar sendiri2.

Nah pas keluar bareng di hari kedua, saya ketemu sama beberapa teman yang salah satunya adalah junior saya, kebetulan juga kaos yang kami gunakan bermerek sama hanya beda warna. Mengatahui ada orang lain menggunakan merek sama untuk kaosnya(merek yang branded sih memang) si junior ini menggerutu dan bilang:
"Ah meski sama merek pasti kaos saya lebih mahal"
"Kaos saya lebih baik kualitasnya dan warnanya lebih bagus"
dan tetap saja menggerutu kenapa kok bisa sama.

Saya sih cuman senyum2 dan sedikit bergurau mengenai hal ini, sebenarnya saya bahkan sama sekali nggak punya niat untuk membahas karena menurut saya hal ini sangat tidak penting ting ting ting untuk di bahas, tetapi ternyata hal ini sangat serius untuk bisa membuat junior saya menggerutu habis2san.

Setelah saya balik ke jakarta saya merenung, kenapa gitu aja kok di bikin ribet??? bagi saya pakaian hanyalah sebatas kebutuhan sandang saja tidak lebih, kalau pun saya beli beberapa baju bermerek itu tidak lebih karena saya tertarik modelnya sudah itu saja, mau mahal atau murah, mau bermerek atau buatan lokal sama sekali nggak masalah.

To the point saja, saya cenderung menyalahkan sistem "Kapitalis" untuk masalah2 seperti ini, kenapa???

Menurut saya sistem kapitalis itu di rancang dengan dasar yang kuat oleh sistem ekonomi primitif yaitu

"Modal serendah2nya untuk memperoleh Keuntungan yang sebesar2nya".

Contoh, lihat saja barang2 di mall banyak barang2 bermerek yang saya akui kualitasnya bagus tetapi di jual dengan harga yang terlalu mahal jika di bandingkan dengan barang dengan kualitas sama yang tidak bermerek, orang2 itu terpaksa membayar jauh lebih mahal. Jangankan yang kualitas bagus, wong yang sampah saja bisa kalo sudah masuk mall bisa di jual mahal kok.

Tetapi kenapa "Kapitalis" berhasil memanfaatkan orang2 itu sehingga mereka tetap bisa bangga setelah di manfaatkan habis2san dengan memborong2 barang yang nilainya lebih mahal dari yang seharusnya??? Kapitalis bahkan mampu menjual barang yang baru masuk ke pasar dengan harga langsung "Terbang Kelangit". Kenapa???

Kapitalis sangat memahami bagaimana menggiring orang2 untuk membentuk wacana bahwa "saat ini barang2 ini dan itulah yang sedang ngetren", orang2 ini di arahkan pemikirannya bahwa jika tidak memiliki yang ini dan yang itu maka mereka ketinggalan jaman atau yang saat ini di sebut nggak Gaul, de el el... bagaimana caranya???

Mudah saja, saat ini media yang dahulu penyebar informasi kini oleh kapitalis telah di rubah menjadi mesin kapitalis yang sangat effisien. Iklan di semua media: radio, televisi, internet, di jalan2, de el el di putar dan di pasang 24 jam nonstop untuk "Menyihir" pemikiran orang2 itu, sehingga mereka berbondong2 membeli produk dengan banderol super mahal menggunakan "Uang" yang telah mereka kumpulkan sebulan penuh dengan keringat bercucuran dan mungkin ada yang harus meninggalkan keluarga mereka di rumah saat bertugas, yang bagi saya merupakan sebuah hal yang "Menyedihkan".

"Kapitalis selain selalu Memanfaatkan orang2 itu juga selalu pula Menghianati orang2 itu juga", kok bisa??? Adalah hal yang wajar jika setiap produk setelah beberapa saat mengeluarkan produk versi terbaru, tetapi dengan pengkondisian yang dahsyat dari media oleh "Mereka", maka barang2 yang telah di beli orang2 itu sebelum versi terbaru keluar akan langsung menjadi jatuh harganya bahkan bisa di bilang tidak berharga karena sudah langsung berstatus barang usang jika versi terbarunya sudah keluar.

Bagi orang2 yang telah benar2 terintimidasi oleh pembuatan wacana mengenai Trend oleh "Mereka" mungkin akan malu untuk menggunakannya lagi yang akan secara tidak langsung memaksa orang2 itu untuk segera membeli versi terbaru dengan harga "Berapapun" dan dengan cara "Apapun". What the hell, man...

Di sinilah inti pemikiran saya.

Memiliki pemikiran yang "Independen" mengenai "kebutuhan" kita adalah sangat penting untuk bisa memilah mana sebenarnya "Kebutuhan" kita dan mana juga yang merupakan "Keinginan" kita. "Mereka" tahu pasti untuk lebih mengexploitasi "keinginan" kita karena "Keinginan" itu bisa di kembangkan sampai "Tak Terbatas", sementara kebutuhan itu terbatas.

Oke, sudah jelas. Jadi pastikan kebutuhan kita adalah yang utama. Kalaupun kita berniat memenuhi keinginan kita pastikan itu sudah sangat realistis.

Jadi: "Jangan sampai menjadi BUDAK KAPITALIS".

Salam

Selasa, 05 Agustus 2008

Uang dan Kebahagiaan

Ditulis Tanggal 5 Agustus 2008 oleh Mirza Buchori

Sekitar 3 bulan lalu saya membeli majalah bulanan yang membahas mengenai psikologi. Di salah satu babnya ada sebuah artikel yang membahas mengenai hubungan antara Uang dan kebahagiaan dalam artikel yang berjudul "Kaya belum tentu Bahagia" tanpa perlu membacanya saya sudah tahu intinya ya kira-kira sama dengan judulnya itu, hanya saja di lengkapi dengan argumen, statistic dan macam2nya sebagai pemanis.

Tiga hari yang lalu saat saya membaca koran, saya juga ketemu dengan artikel yang mirip di sebuah koran yang berjudul Uang dan kebahagiaan. Nah mulai dari sinilah saya mulai tertarik untuk ikut menyelami kenapa hal ini di angkat sebagai wacana????

Menurut saya manusia bisa di pandang sebagai
1. Mahkluk sosial
2. Mahkluk yang membutuhkan materi

Sebagai makluk sosial manusia akan membutuhkan manusia yang lain, itu pasti meski hanya sebagai teman bicara, teman sekantor dan juga sebagai suami istri. Jika kontexnya adalah manusia sebagai mahluk sosial maka tidak tepat sama sekali jika kita memasukan Uang sebagai salah satu parameter untuk mengukur tingkat kebahagian, itu Salah Total.
Coba saya tanya, jika rekan2 sekalian bertamu Sahabat lama : Apakah kalian akan Bahagia??? Ya iya lah, terlepas apakah karena kita bisa melepas kangen atau kita mau nagih hutang( he he he...) dan kebahagiaan semacam ini memang tidak bisa di ganti dengan uang tho...

Tetapi jika kita melihat manusia sebagai mahkluk yang membutuhkan materi, misal makan untuk bertahan hidup, mobil untuk kenyamanan kita bepergian, handphone untuk kelancaran komunikasi dan lain2...maka sudah pasti saya bisa bilang bahwa orang yang punya Uang banyak akan selalu bahagia dari segi materi karena semua materi pasti bisa dia beli dan bisa memilih yang berkualitas tinggi.
Coba saya tanya lagi, setiap anda berhasil membeli barang yang anda idam2kan apakah anda merasa Bahagia??? Ya iya lah, apalagi kalau untuk membeli itu kita harus kerja siang malam untuk mengumpulkan Uang.

Jadi maksud saya adalah kita harus membedakan antara kebutuhan dan juga kebahagiaan manusia itu mau di tinjau dari sisi yang mana, apakah sebagai mahkluk sosial atau sebagai mahkluk yang membutuhkan materi. Pemahaman yang sempit bisa membuat orang menjadi malas bekerja untuk hidupnya sendiri, misal yang saya sering dengar:

"Lho kan banyak uang belum tentu bahagia, jadi ngapain kerja keras"
"Ah kamu itu tahu apa, banyak hal yang tidak bisa di beli dengan uang Bung"
Masalah dari dua orang ini adalah sama yaitu "mencampur adukan antara manusia sebagai Mahkluk sosial dan manusia sebagai Mahkluk yang membutuhkan materi", ya nggak ketemulah dan bisa jadi orang semacam ini akhirnya mereka memilih santai2 melewati hari2nya.

Tetapi ketika melihat kawan yang lain sudah mapan sandang, pangan dan papan mereka si pemalas hanya bisa bilang: "Kamu memang selalu beruntung bung", saya sudah begitu sering mendengar hal semacam ini sampai saya mual dan muntah.

Memangnya semua kerja keras yang kita lakukan itu harus di laporkan ke sumua orang apa???
Apa orang2 itu tahu ketika mereka sedang bermalas2san, tiduuuurrrrrsaat itu kita sedang bekerja memeras otak hah???

Yang saya khawatirkan adalah jika Topik semacam ini : Uang dan kebahagiaan, Kaya belum tentu bahagia, dll segala bentuknya itu di konsumsi secara mentah, itu bisa membuat produktifitas kita menurun, hal ini bisa sangat berbahaya.

Di jaman sekarang ini semua orang juga tahu kalau setiap pekerja itu sebagian besar hidupnya adalah di kantor atau di pekerjannya, bahkan lebih besar dari porsi di ke keluarga, lihat saja pagi sampai sore bahkan malam kita di kantor pulang malam paling nggak sampe tengah malam dah tidur, berapa jam buat kantor kita berapa jam buat keluarga kita, belum lagi kalau kita tinjau dari effektifitas komunikasi saat fresh di kantor dengan saat sudah cape dirumah, wah bisa2 semua hidup kita untuk kantor nih.

Nah kalau kita makan mentah2 pemikiran semacam : Uang dan kebahagiaan, Kaya belum tentu bahagia...bisa2:
1. Kita bisa malas kerja, apalagi motifasi kerja wong Uang bukan hal penting???
2. Karena malas kerja, karier jelek sementara teman2 kita sudah pada naik pangkat karena mereka rajin
3. Kita jadi jauh sama teman2 kita
4. Wah ruwet lah pokoknya.

Jadi Uang tetap sangat penting tetapi kualitas hubungan dan emosional kita dengan orang2 disekitar kita juga sangat penting, sehingga mari kita seimbangkan, mari kita peroleh kuda2nya.

Salam

Sabtu, 17 Mei 2008

Terima Kasih Rokok

Ditulis Tanggal 18 May 2008 oleh Mirza Buchori

Sejak aku pindah ke tempat kost ku yang baru, aku merasa kok sepi ya di sini. Lama lama ku agak terpengaruh juga dengan keadaan ku ini. Pagi berangkat ngantor, sore pulang ke kost, trus kalo baca buku kalo nggak degerin musik dll kerjaan yang menurutku hanya sekedar membunuh waktu sementara sebenarnya pikiran ku melayang2 entah kemana. nggak ada teman2 di kost dulu yang selalu bisa diajak bercanda, hang out ke mall, main billiard...Ah... bosen....

Awalnya kebiasannku merokok hanya pada saat selesai makan saja, rasanya nikmat memang merokok setalah makan itu, semacam pencuci mulut lah. Tapi sejak di kost yang serba sendiri ini aku merasa rokok mampu menemani ku setiap waktu. Jika sebelumnya pikiran ku tetap melayang2 entah kemana meski sedang membaca, nge game atau apapun lah, dengan merokok ini aku merasa pikiran ku bisa fokus ke hal yang sedang aku kerjakan.

Sekarang baca buku sambil ngrokok sepertinya membuatku mampu berkonsentrasi dan sangat menikmati info2 baru yang melesat masuk entah kebagian otak ku yang mana, yang pasti enjoy aja rasanya. begitu juga saat aku ngegame, nonton film dll yang semuanya sambil merokok. Akhirnya aku bisa menjadi lebih menikmati setiap aktifitas luar kantor ku.

Aku juga sudah tahu kalau rokok itu banyak menimbulkan penyakit, berat-berat pula penyakit itu, tetapi mengingat dengan merokok aku menjadi bisa tetap bisa berada di jalur pikiran ku sendiri aku tetap akan berterima kasih kepada rokok yang selalu menemaniku.

Terima kasih Rokok.

Kamis, 20 Maret 2008

Pembangunan

Ditulis Tanggal 20 March 2008 oleh Mirza Buchori

Tahun 2005 saya di terima di perusahaan di jakarta, Senang sekali bisa keluar dari pekerjaan saya sebelumnya di sidoarjo. Rasanya seperti terbebaskan dari belenggu ketidakpuasan yang selama ini saya keluhkan di sana.

Sampai saat ini saya sudah 3 tahun di jakarta, selama ini juga saya melihat dan mengalami sendiri bermacam masalah2 yang mestinya menurut saya kok aneh jika terjadi di ibu kota sebuah negara: Langganan Banjir, Macet, Angkutan kota yang sudah tidak layak jalan, sarana umum yang rusak di mana-mana. Melihat situasi seperti ini, saya mempertanyakan pernyataan saya sendiri dulu bahwa Pembangunan hanya terpusat di Jakarta saja.

Kenapa saya pertanyakan adalah karena menurut saya jika masih banjir, berarti belum di bangun suatu sistem perencanaan saluran air yang baik, masih macet, mungkin sekali sarana transportasi belum di bangun dengan baik dalam jangka panjang, de el el. Saya tidak tahu apakah itu karena pemimpin kita yang tidak tahu sebaiknya kita ini membangun apa??? ataukah memang untuk membangun itu butuh banyak sekali biaya sehingga memang sebuah proses yang sangat panjang???

Belum selesai saya memikirkan mengenai teka-teki pembangunan terpusat ini saya malah pindah ke pemerataan pembangunan. Menurut saya kok ini akan lebih ruwet lagi. Ruwetnya ini salah satunya adalah karena masyarakat kita ini terdiri beragam suku yang tersebar di seluruh nusantara. Pembangunan itu sendiri mungkin tidak bisa hanya kopi paste dari daerah satu ke daerah lain, mengapa??? karena kalau mau bener2 membangun ya harus tetap sesuai dengan karakter masyarakat daerahnya tho.

Kenapa begitu??? dari pengalaman saya masuk ke pedalaman sumatra dan kalimantan dalam rangka tugas kantor, saya menemui hal2 semacam expor kultur dari jawa ke daerah2 itu, contoh sepele: ketika saya on job di pedalaman hutan sumatra, eh warung sebelah area kerja jualan lodeh makanan khas jawa, lucu juga dan mungkin saya sih bersyukur di area pedalaman masih bisa makan masakan "ibu".

Hanya saja kalau saya lihat lagi, mana penduduk aslinya??? di pedalaman sumatra ada suku namanya suku "anak dalam", masih hidup nomaden di hutan itu, meski sudah menggunakan motor sebagai alat transportasi tetapi masih tetap "anak dalam". Hal yang lucu dari mereka adalah jika mereka berjalan berkelompok mereka akan berbaris satu baris kebelakang, he he he. Mereka hidup seperti itu meski di samping halamangubuk mereka terdapat perusahaan minyak, pabrik kayu, pabrik kertas dan perusahaan lainnya.

Saya jadi mempertanyakan, apakah selama ini kita memang telah memeratakan pembangunan dalam arti pembangunan pabrik2 diluar jawa, ataukah kita hanya memeratakan perluasan bisnis beberapa pengusaha saja.

Tetapi sebenarnya kita bisa optimis, jika perusahaan2 besar telah merambah ke pedalaman mungkin sisi positive thinking-nya adalah pemerintah kita lebih bisa menyentuh rekan2 kita yang masih di gubuk2 itu dengan memberdayakan perusahaan2 itu. Terkadang saya malu juga jika saya dengan supir saya berkendara di jalan2 pedalaman sementara mereka penduduk asli yang tanahnya kita gusur untuk membuka lahan dan jalan hanya bisa berjalan tertunduk di tepi jalan yang berdebu itu.

Pemberdayaan perusahaan2 itu saya yakin merupakan salah satu solusi untuk mengangkat mereka sebelum pemerintah dalam ini orang2 jawa masuk ke rumah2 mereka dengan justifikasi pembangunan. Mungkin dengan pemotongan pajak perusahaan untuk di alihkan ke pembangunan orang2 pedalaman. Pengetatan pada community development perusahaan2 itu, program putra daerah yang serius dalam arti benar2 di develop untuk menjadi karyawan dalam
arti sebenarnya bukan hanya sekedar pekerja kasar karena takut di demo atau takut di ganggu, de el el.

Terakhir pembangunan memang perlu dilakukan secara merata apakah di jawa dan pulau2 lainnya sampai pada penduduk pedalamnnya, tetapi untuk memeratakan pembangunan itu perlu upaya pencerdasan orang2 asli sana supaya mereka bisa menjadi agen dalam pembangunan daerah mereka dan bukan hanya menjadi korban atas nama pembangunan.

Salam

Jumat, 14 Maret 2008

Ternyata aku memang sok tahu

Ditulis Tanggal 14 March 2008 oleh Mirza Buchori

Malam kemarin saya merasa kondisi fisik saya turun drastis, sehingga akhirnya saya memutuskan setelah jam 15:30 saya akan langsung pulang kantor. Sesampai di kost, saya langsung tiduran sambil menahan rasa sakit di sekujur tubuh saya yang terasa pegal semua dan panas, rasanya keringat di peras begitu keras sehingga mengalir deras sekali keluar dari pori-pori tubuh saya, begitu banyaknya keringat itu sehingga seperti habis lari berkilo-kilo meter jauhnya.

Beberapa jam saya menahan rasa sakit itu, sampai saya berfikir apakah sakit saya begitu parah sehingga akan bisa berakibat fatal, terlintas juga bayangan Bapak dan Ibu yang sedang ada di Lamongan dan juga kakak dan adik saya, mode mendramatisir "ON", peace. Akhirnya saya putuskan untuk mengambil obat yang saya peroleh dari berobat ke medex kemarin (nama
medical center di perusahaan saya). Beberapa saat kemudian demam saya turun dan kondisi saya tampaknya sudah normal kembali, kemudian saya berfikir bahwa betapa sok tahunya saya, kenapa???

Kondisi sakit saya ini sebenarnya sudah saya alami kira-kira mulai kurang lebih 2-3 minggu lalu. Selama ini memang jika saya mengalami sakit semacam demam dan flu, saya selalu mendiamkannya dengan alasan "ahh nanti kan sembuh sendiri", hal ini sudah menjadi rutin mengingat penyakit langganan saya ya memang panas, demam dan batuk. Saya juga pernah mengalami Typus dan demam berdarah(DB) yang keduanya mempunyai gejala relatif sama yaitu rasa panas membakar tulang. Nah ketika penyakit ini datang, karena rasa demamnya tidak seperti ketika kena typus atau DB ya saya ambil kesimpulan "ahh nantikan sembuh sendiri". Lama saya rasakan penyakit ini kok nggak ada reaksi apa-apa, seperti penyakit langganan saya. Oh iya demam dan flu langganan saya berpola seperti berikut: datang gejala --> masa sakit --> masa puncak/peak sakit --> sembuh dengan sendirinya. Nah entah kenapa kok yang saya rasakan kali ini berbeda.

Sakit ini kok, tenang2 saja berada di level yang sama setelah beberapa minggu, meski hanya demam tetapi effek sakitnya itu bisa berlipat ganda jika sedang berada di dalam kantor yang ber-AC. Tidak tahan dengan kondisi ini akhirnya saya menyerah juga, akhirnya saya ke medex (nama medical center di perusahaan saya). Setelah mengutarakan semua keluhan saya, Dokter Muhammad, Dokter yang saya percayadi medex bingung juga dengan kondisi saya. "Nah pasti sebenarnya nggak apa-apa thooo" pikir saya dalam hati, wong Dokter saja bingung kok.

Karena tidak ada informasi mengenai sakit saya akhirnya Dokter muhammad merekomendasikan saya untuk Cek darah. What the hell????? cek darah Dok, yang di sedot pake suntika itu ya??? Ya ampun mati aku pak??? aku sudah pusing saja menuju tempat pengambilan darah, maklum ambil darah selalu bikin aku grogi. pernah dulu saking groginya sampai darah nggak mau mengalir meski sudah di coblos sana coblos sini, akibatnya malah di suntik sampai beberapa kali deh.

Begitu masuk, aku disapa dengan senyum oleh mas penjaga dan aku berusaha membalasnya dengan seyum manis tetapi kok yang keluar senyum aneh, aku juga nggak tahu kenapa, he he he...sudah di ambil darah, di test ternyata kesimpulannya adalah aku kena infeksi. Dalam hati aku protes karena masak cuma infeksi saja bikin aku begini??? Mode nggak percaya "ON". Besok sorenya saat kondisiku tiba2 parah, aku akhirnya meminum obat2 yang di berikan oleh
Dokter Muhammad, dan ajaibnya Beberapa saat kemudian demam saya turun dan kondisi saya tampaknya sudah normal kembali.

Sambil duduk saya mencoba merenungkan beberapa hal, wong mau check up tinggal datang ke medex, mau berobat kemanapun nanti akan di ganti perusahaan, tetapi dari pada itu wong untuk diri sendiri kok ogah-ogahan terlebih lagi ini masalah kesehatan diri sendiri yang semua sudah pada tahu kalau kesehatan itu tidak ternilai harganya. Setelah saya pikir lebih jauh lagi saya memahami bahwa memang ada orang2 tertentu yang sangat ahli di bidangnya, begitu
hebatnya orang-orang ini sampai2 "diri kita sendiri", si orang hebat ini pun lebih tahu, contohnya gak usah jauh2: saya dan Dokter Muhammad, saya yang sakit, penyakit ini kan ada di diri saya, tapi kok orang lain yang lebih tahu dari saya bahwa saya perlu ini dan itu, ya thooo...

Saya semakin yakin bahwa kita memang tidak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain, kita juga perlu orang lain yang bisa memahami diri kita sendiri, apa lagi untuk memahami sesuatu yang ada di luar kita, semoga saya tidak terlambat untuk menyadari bahwa sikap sok tahu saya itu ternyata hanya membuat saya menjadi susah sendiri dan tolol.

Sepertinya "kita perlu untuk belajar memahami orang lain seperti kita ingin di pahami, kita perlu menghargai orang lain dalam takdirnya masing-masing.

Mengapa saya bilang "seperti?", karena hal ini masih terlalu sulit bagi saya untuk memahaminya dan mengaktualisasikannya.

Salam

Senin, 10 Maret 2008

100 Tahun Kebangkitan Nasional

Ditulis Tanggal 10 March 2008 oleh Mirza Buchori

Salah satu kegiatan saya di saat senggang selain membaca buku adalah mendengarkan radio dari handphone, mungkin sudah agak ketinggalan jaman jika dilihat bahwa jaman sekarang sudah begitu banyak sarana berita semacam televisi dengan channel yang semakin banyak, hal ini belum lagi jika di tambahkan saluran2 TV cabel. Bagi saya radio handphone ini selain handy juga simple, saya bisa mendengarkan berita saat berjalan menuju kantor, sambil mengerjakan pekerjaan kantor dan lain2 yang mungkin tidak akan saya peroleh dari televisi.

Ngomong-ngomong soal channel radio, saya suka sekali dengan channel Smart FM. Bagi saya radio ini adalah sebuah revolusi siaran radio dari "content" yang "tradisional" menjadi "berkarakter maju", kenapa saya sebut demikian adalah alih alih hanya menutar tangga lagu terbaru atau topik inter aktif kurang mendidik semacam seks pranikah, radio ini kok beda. Disini saya mendapatkan pelajaran tentang :
1. Motivasi
2. Investasi
3. Berita terbaru
4. Multiple Inteligent(termasuk emotional Question)
5. Dan beberapa hal yang sangat penting untuk human develpment

Nah, beberapa menit lalu saya mendengar komentar beberapa tokoh indonesia mengenai perasaan kita dalam menyambut "100 th Kebangkitan Nasional", beberapa tokoh itu seperti:
1. Susi Susanti, peraih mendali emas olimpiade pertama untuk Indonesia
2. Menteri komunikasi, Bp M. Nuh, yang merupakan Rektor saya dulu saat masih berkuliah di ITS
3. Ebit G A D, musisi senior indonesia

Menanggapi tentang pertanyaan bagaimana perasaan mereka tentang menyambut "100 th kebangkitan Nasional" itu, kabanyakan semua dari mereka menjawab yang intinya adalah bahwa mereka sangat bangga dengan perayaan ini karena kita bangsa indonesia adalah bangsa yang besar, yang mampu bersaing dengan bangsa lain di kancah internasional. Menurut saya jawaban semacam itu terlalu abstrak, malahan jika di telaah lebih lanjut menurut saya kok salah tempat artinya tidak sesuai dengan pertanyaannya. Pertanyaannya kan Kebangkitan Nasional bukan tentang wawasan kebangsaan sebagai warga negara.

Jika saya di tanya menganai bagaimana perasaan saya menjadi warga negara Indonesia (wawasan kebangsaan), maka pasti akan saya jawab bahwa saya bangga menjadi warga negara ini karena kita ini bangsa yang "besar". Makna besar disini adalah kita ini bangsa yang terdiri dari bermacam-macam suku dengan bermacam-macam kebudayaan, adat istiadat, bahasa, de el el, sesuatu yang bahkan tidak dimiliki oleh negara adidaya macam amerika sekalipun, tidak percaya??? ayo kita tengok Amerika, mana ada mereka membanggakan budaya asli mereka dalam hal ini adalah budaya "indian", kala itu ketika orang2 eropa sampai ke daratan Amerika mereka memberi cap suku indian(suku asli benua Amerika) sebagai para pengikut setan yang harus di musnahkan.

Akhirnya apa??? budaya itu terseleksi oleh alam dimana siapa yang kuat dialah yang berkuasa, sehingga Amerika saat ini adalah sebuah bangsa tanpa budaya, nggak mungkin dong mereka mengakui bahwa budaya Indian adalah budaya mereka, budaya suku yang dengan semena-mena mereka musnahkan hanya dengan dasar untuk kelangsungan generasi Amerika berikutnya yang lebih baik. Sehingga akhirnya Amerika melahirkan kebudayaan baru yaitu kebudayaan "tanpa budaya" itu sendiri yang untuk lebih mempermudah di sebut saja budaya Amerika. Hal ini juga terjadi di Australia terhadap suku aborigin-nya. Sehingga kita bisa
berbangga hati karena kita adalah bangsa yang berbudaya, yang mempunyai identitas yang unik sehingga jika kita berdampingan dengan bangsa lain yang berbudaya kita bisa menunjukan siapa kita sebagai bangsa.

Mengenai bagaimana perasaan saya menyambut 100 tahun kebagkitan Nasional, saya akan menjawab bahwa saya belum puas. Mari kita lihat kosa kata "Kebangkitan", apa makna kebangkitan ini??? bagi saya ini adalah saat dimana kita sebagai bangsa sepakat untuk bangkit menjadi bangsa yang lebih baik dari semula. Jika target kita hanya sekedar lebih baik dari saat kita sebelum merdeka maka saya kira sudah pada akhir tujuan kita, tapi kan tidak begitu saja thooo. Lebih dari itu adalah menjadi bangsa yang lebih baik baik setelah merdeka dan selanjutnya seterusnya semakin baik dan baik lagi.

Nah kenapa Saya belum bisa bangga??? mari kita lihat beberapa masalah2 di bawah ini:
1. Masih banyak kasus-kasus korupsi yang sudah mendarah daging menggerogoti negeri ini
Baru2 ini ada jaksa yang ketahuan korupsi dengan melepaskan terdakwa koruptor trilliunan rupiah
2. Anggaran pendidikan yang masih rendah, tidak memenuhi amanat UUD 45
Bagaimana bangsa ini bisa menjadi lebih baik jika bangsa ini tidak di isi oleh orang2 yang berpendidikan dengan baik
3. Aparat yang masih memiliki pandangan sempit mengenai semangat kesatuan
Sering kita lihat dan dengarkan berita bahwa ada aparat satu di serang aparat lain dengan alasan yang tidak masuk akal atau sepele
4. Perusahaan-perusaan BUMN yang di kelola secara serampangan
Image yang melekat pada BUMN yang selalu dengan kinerja yang tidak profesional, mark up, korupsi lagi yang selalu memberikan laporan keuangan tahunan yang selalu pailit.
5. Sarana transportasi yang belum mengutamakan Rakyat
Pesawat dipaksa terbang meski alat navigasi rusak dan kasusnya tidak jelas penyelesaiannya.
Kereta api yang sering anjok, tabrakan, de el el
6. Dan masih banyak lagi termasuk orang2 yang tega menjual negara kepada asing.

Sehingga saya belum bisa untuk berbangga menyambut 100 tahun kebangkitan Nasional ini, tugas kita sebagai generasi saat ini masih sangat banyak untuk menuju titik dimana kita bisa berbangga.

Salam

Sabtu, 08 Maret 2008

Ayam Francise versus Soto Madura

Ditulis Tanggal 8 March 2008 oleh Mirza Buchori


Hari itu adalah hari sabtu, seperti biasa orang2 jakarta lainnya pada sibuk mau keluar untuk berekreasi, maka begitu pulalah kira-kira saya merencanakan aktivitas saya hari ini. Pagi-pagi sekali saya sudah mandi kemudian mendengarkan radio sambil menunggu untuk berangkat ke Plasa Semanggi. Mall lagi mall lagi, begitu gumam saya dalam hati, memang sejak saya bekerja di jakarta, saya merasa bahwa tempat hiburan di Jakarta yang paling masuk akal adalah mall-mall, sebenarnya ada sih tempat2 hiburan yang lain seperti cafe, diskotik, dan taman mini de el el, tetapi tetap bagi saya mall adalah paling ideal, yang pertama mall itu ada di tempat yang memang di rancang mudah untuk di jangkau dari berbagai panjuru, lengkap dengan berbagai barang yang bisa kita beli(one stop shopping), dan menawarkan wisata yang gratis yaitu cuci mata, he he he...


Sesampai di semanggi seperti biasa tempat yang paling prioritas untuk di kunjungi terlebih dahulu adalah foodcourt, Saya punya favorit di sana yaitu Bakso Malang yang letaknya ada di pojok, selain posisinya yang bagus karena dari sisi ini kita bisa melihat gedung2 dan jalan2 jakarta tetapi disini juga boleh merokok, maka pas lah kriterianya bagi saya. Tetapi untuk pagi ini saya kok tidak menginginkan Bakso itu dan anehnya sepertinya perut saya kok sepakat juga entah kenapa kok bisa bagitu. Sesampainya saya di foodcourt saya langsung muter-muter untuk mencari makanan yang kira-kira menarik untuk di santap, dan akhirnya saya memutuskan untuk membeli di Sebuah Francise Ayam Goreng.


Waktu itu saya membeli paket apa saya lupa tetapi yang pasti satu paha satu dada dan minuman ringan, bayar, cari tempat duduk dan makan. Sebenarnya makan Ayam Goreng Francise bukan hal baru bagi saya, tetapi entah kenapa saat itu pikiran saya kok lari ke beberapa waktu yang lalu saat saya makan soto madura bersama teman saya di surabaya, tiba tiba saya berhenti makan paha ayam yang masih saya pegang, angan saya terbang kembali ke saat makan soto. Saat itu baru mencicipi sedikit kuahnya saja sudah cukup membuat saya merasakan fantasi rasa rempah-rempah yang sangat nikmat, apalagi ketika mencoba daging yang ada dalam kuah itu, bumbu rempah2nya yang sudah meresap dan menyatu dengan daging itu seperti membuat sinergi berjuta cita rasa yang susah di ucapkan dengan kata-kata, pokoke "Mak nyus nyus nyus".


Kembali lagi saya lanjutkan makan paha ayam yang masih saya pegang, setelah saya coba selami rasa dari ayam goreng ini yang saya temukan hanyalah rasa dari daging ayam dengan aroma lemak ayam yang kuat dan juga saos tomat yang pedas itu. Ya kira kira seperti itulah rasanya, yang kalau saya pikir2 kok nggak ada enaknya sama sekali atau kalau saya bandingkan dengan soto daging tadi kok nggak ada khasnya sama sekali ya fast food ini. Di negara kita ada banyak sekali masakan dengan rasa rempah2 yang sangat beragam dan semuanya punya rasa khas yang unik, sebut saja soto Madura, soto lamongan, masakan padang, sayur lodeh dan masih buanyak lagi lainnya yang kalau dalam istilah komputer di becnhmark-kan dengan fast food itu pasti citarasa masakan kita akan jauh di atas fastfood2 itu.


Selanjutnya saya bertanya, apakah kiranya yang membuat masakan fast foot semacam ini sangat populer. Saya kemudian berkelana ke beberapa abad lampau dimana orang negara2 barat pergi ke penjuru dunia untuk memperoleh sumber rempah2 yang ada di dunia ini, yang pada akhirnya sampailah mereka ke negeri nusantara kita tercinta ini. Mereka menguras bumbu-bumbu dan juga kekayaan kita lainnya ke negara mereka. Saya yakin saat itu mereka pun ingin mempunyai sumber makanan yang bercitarasa dan bukan hanya sekedar bahan dasar semacam daging, tepung olahan yang akhirnya hanya akan menghasilkan makanan tanpa cita rasa. Tetapi alangkah anehnya sekarang ini, kita di serbu dengan makanan tanpa cita rasa yang bahkan di dunia barat sendiri di kategorikan sebagai junk food(baca " makanan sekelas sampah") sebuah makanan dengan konsep makanan cepat saji yang artinya kira-kira makanan yang begitu kita masuk pesan maka makanan itu sudah siap untuk kita santap, tetapi sekali lagi keanehan disini adalah begitu kita masuk ke restoran fast food kita malah harus masuk kedalam antrian yang panjang menunggu giliran kita untuk di layani, begitu panjangnya sehingga ketika kita sudah mendapatkannya kita sudah tidak berselera lagi untuk menyantapnya.


Coba bandingkan dengan restoran masakan padang yang begitu kita masuk dan duduk ke meja, saat itu pula bermacam-macam makanan disajikan di meja makan kita, masakan yang beraneka ragam dengan rasa yang unik alih alih hanya mempunyai pilihan berupa ayam goreng dada atau paha dengan bumbu berupa saus yang itu-itu saja, rasanya pun hanya antara pedas dan minyak goreng residu itu.

Ketika ada orang barat yang meneliti efek masakan fast food kepada tubuh seseorang dengan object percobaan dirinya sendiri banyak sekali dampak negatif yang di dapat seperti kecenderungan kegemukan, daya tahan sex yang menurun, de el el. Akhirnya sambil menghabiskan ayam saya, saya berfikir perlu untuk memikirkan kembali tentang makanan apa yang sekiranya layak untuk saya makan. Tetapi kembali lagi, ini hanyalah pemikiran dari saya mengenai makanan semacam ini, apakah rekan2 akan makan ini atau pun itu terserah kepada masing-masing orang, karena memang untuk makan kita tidak perlu memikirkan bagaimana sejarah makanan ini, itu, de el el. makan ya makan saja tul nggak??? betul nggak yaaa??? Lhooo kok...


Salam

Kamis, 06 Maret 2008

Suap

Ditulis Tanggal 6 Maret 2008 oleh Mirza Buchori

Pagi ini saya ada meeting di Lt 18 dengan rekan2 lain di perusahaan untuk membahas kelanjutan status proyek yang akan di mulaikira-kira di akhir tahun 2009, yah masih agak lama sih tetapi mengingat proyek besar memang butuh banyak persiapan penuh dan yang pasti kami akan over load sampai hari "H". Sambil menunggu rekan2 lain ngumpul saya ke ruangan sekertaris boss, Sambil baca koran pagi cuci mata juga dong kan sekertaris boss ku cantik he he(setidaknya tipe saya lah).

Berita Utamanya sangat panas, mengenai jaksa yang menerima suap dari terdakwa kasus BLBI. Wah seru ini pasti, gumam saya dalam hati ini, Baca dan baca ternyata intinya salah seorang menteri di negara ini menghimbau supaya public tidak selalu berfikir untuk "melecehkan" pegawai pemerintahan dengan memberikan "Suap" supaya semua hal bisa di selesaikan dengan aparat atau pegawai pemerintah sebagai penerima suap dan public sebagai pemberi suap sehingga hasil akhir adalah keduanya senang tetapi negara menderita (setidaknya begitulah mungkin menurut si menteri ini).

Sangat menggelitik bagi saya pernyataan menteri ini, belum apa-apa sudah mengalihkan opini ke hal yang baru...yaitu memelintir permasalahan sehingga kurang jelas siapa yang jadi korban, siapa yang salah dan kesannya ada upaya melindungi secara membabi-buta terhadap yang di sebut pegawai pemerintah, seolah-olah mereka itu para patriot yang akan membela bangsa sampai tetes darah terakhir, sementara kita public adalah orang2 yang tidak mau perduli mau jadi apa negara ini yang penting kalo ada apa-apa dengan orang pemerintah langsung saja "Suap". Mungkin agak extrim saya menarik benang merah dari pernyataan menteri ini, tetapi menurut saya sih sangat masuk akal.

Kenapa tidak di selesaikan dulu masalah ini melalui pengadilan yang seharusnya "tempat paling jujur dan adil" --> seharusnya he he, baru nanti di komentari apa kek. Saya jadi berfikir lebih jauh lagi:
1. Apakah ada orang2 yang sekarang ini yang "di lindungi" agar tidak terseret ke dalam kasus ini???
2. Apakah "hanya" sampai disitu pemikiran oleh seseorang dengan jabatan mulia sekelas Menteri di negeri ini???

Di koran yang lain malah lebih lucu lagi, mereka membahas mengenai gaji yang katanya "hanya" 3.5 juta(katanya sih kurang), menurut mereka: jaksa itu adalah orang yang bekerja dengan tanggung jawab besar sehingga seharusnya di gaji besar(saat sampai pada kalimat ini saya tidak tahan untuk tertawa, jadi ingat saat2 baru lulus pilih2 pekerjaan hanya pada yang bergaji besar, tetapi setidaknya bagus juga pilih2 pekerjaan biar tidak ada alasan kurang nantinya, iya thooo). Jadi ceritanya disini ada yang berusaha memelintir masalah ini ke arah yang lain lagi yaitu kenaikan gaji. Mungkin mereka bergumam "Wah pren kita punya kesempatan untuk naik gaji dan tunjangan2 lainnya lebih daridua kali setahun nih, kapan lagi nih ada kesempatan gini, "durian runtuh choi" tul nggak pren???".

Kalau jaksa, hanya dengan mengatas namakan tanggung jawab besar lanjut berhak mengajukan kenaikan gaji yang besar yang nantinya pasti akan meningkatkan pengeluaran negara. Saya berfikir bagaimana dengan gaji pak presiden kita yang semuanya bermuara ke dia, meski ada menteri2 yang menbantunya, bagaimana para jenderal2 yang mungkin sedang memimpin perang intelijen dengan negara tetangga atau negara adikuasa untuk mempertahankan kedaulatan bangsa ini??? mau di buat berapa ya slip gaji mereka ini.

Kalau tahu tanggung jawab besar dan gaji kecil kok masih mau bertahan di sana sih pak???
Apa karena di tempat lain yang di minati dan bergaji besar sudah nggak ada yang menerima ??? he he he no offense please

Itulah perlunya kita memiliki ikatan batin yang erat dengan pekerjaan kita, sehingga tanpa kita melakukan pekerjaan itu kita akan kehilangan sesuatu atau ketika kita bekerja kita akan tenggelam dalam dunia kita sendiri dengan pekerjaan kita. Lihat itu orang-orang yang mungkin aneh bagi kita : Ilmuan, peneliti, Dosen dan orang2 lain yang memberikan totalitas dalam pekerjaannya. Mereka akan melakukan apa saja untuk pekerjaan itu, mengapa??? karena menurut saya pemahaman yang dalam terhadap "apa itu pekerjaan?" adalah bahwa pekerjaan itu merupakan puncak dari "Aktualisasi diri" kita sebenar-benarnya (apakah pekerjaan sebagai karyawan, seniman atau aktivitas independen kita), Apapun yang kita pelajari, dimanapun kita belajar puncaknya adalah "Aktualisasi diri" sehingga pekerjaan kita akan serasa hiburan atau sesuatu yang selalu memberi semangat bagi kita, kita tidak akan menodai siapa kita hanya dengan keteledoran kita, kecerobohan kita, apalagi hanya lembaran2 uang Suap itu.

Pekerjaan itu adalah
1. Aktualisasi diri kita
2. Darma kita(hal yang memang kita di ciptakan oleh Allah untuk mengisi sebagian kecil dunia ini dengan hal "itu")
3. Ibadah

Salam

Selasa, 04 Maret 2008

Pak Presiden berangkat ngantor

Ditulis Tanggal 23 January 2008 oleh Mirza Buchori

Pagi itu saya berangkat ke Blok M untuk memperbaiki Stick Billiard saya. Saya membelinya sekitar 4 bulan yang lalu, senang sekali rasanya mempunyai barang yang saya sudah lama sekali idam2kan untuk memilikinya, tetapi ada masalah yang saya rasakan ketika menggunakan stick ini untuk bermain billiard. Masalahnya adalah ketika saya memukul bola rasanya saat ujung stick menghantam bola sepertinya bergetar, membuat target yang sudah di bidik dengan bersusah payah sampai keluar keringat sebesar jagung dan mata saya jadi berkunang kunang jadi meleset.

Rencananya Saya berangkat ke bendungan hilir naik metromini, tetapi setiba di depan hero kok tiba2 ada yang protes, Ohhhh rupanya perut saya sudah lapar dan dia cukup pintar untuk membuat saya merasa lapar tepat di depan Hero, Ok mampir dulu ahhh...Makan SotoMuantab baget rasanya. Setelah selesai makan saya ke halte metro mini dan naik 640 ke arah bendungan hilir, setiba di bendungan hilir saya langsung manuju ke halte Busway.

Sambil jalan ke conter ticket busway saya melihat-lihat sekeliling yang sepertinya kok sepi, Oh saya pikir ini karena saat ini jam 10-an hari kerja sehingga lalu lintas tidak begitu padat. Tetapi tetap saja bagi saya ini terlalu sepi, tiba2 saya mendengarsuara kendaraan mendengung dari arah Blok M dan setelah saya lihat ternyata ada iring2ngan mobil. Wah pejabat nih pikir saya, kemudian saya penasaran juga siapa sih pejabat ini??? saya berhenti sejenak untuk melihat plat mobil yang di kawal oleh babak2 aparat ini.

Setelah di tunggu, akhirnya saya lihat plat nomor mobil itu adalah RI 1. Wow, pak Presiden tho ternyata. Senang juga rasanya bisa berada pada jarak "relatif" yang begitu dekatPak Presiden meski hanya sekelebat saja...ha ha ha....terus saya amati ternyata banyak juga mobil pengamanan yang mengikuti di belakangnya. Pikir saya " wah hebat sekali ya jadi Presiden, kemana-mana di kawal buanyak sekali pengawal kepresidenan dan yang paling penting adalah tidak mengenal macet. Rupanya ini membawa berkah bagi mobil2 yang berada di belakangnya, mungkin pengemudi di belakang iring2ngan Pak Presiden bisa bercanda dengan sombong bahwa"lihat itu Pak Presiden saja menjadi pembuka jalan bagi mobil saya, sakti juga saya...ha ha ha"

Tetapi belum juga iring2ngan mobil pengawal kepresidenan menghilang dari pandangan saya, tiba2 ada pemikiran lain yang tiba2 nyembul mengenai moment barusan. Sangat mungkin sekali perut saya protes dan berkomplot dengan otak saya untuk mengatakan " Kalo kamu presiden dan kemana-mana di kawal (baca : di kekang), maka ketika aku("perut mu") lapar dan telah berada didepan tempat makan misal di depan Hero seperti tadi kamu tidak akan bisa dengan mudah berhenti dan makan, atau jika di mobil kepresidenan tadi kamu melihat warung bakso yang sepertinya uweeeeenak tenan kamu hanya bisa menelan ludah tho nggak bisa berhenti dan makan bakso sambil cangkrukan dan ngrokok di pinggir jalan".

Sambil cengar-cengir saya berfikir, betul juga yaaa. Kadang-kadang ada banyak keinginan atau kebutuhan yang sederhana itu justru rasanya tidak bisa di tunda karena bukan masalah kita tidak bisa membelinya atau apa, tetapi jika kita memenuhinya di lain waktu maka kita sudah kehilangan moment yang membuat meskipun kita sudah mendapatkannya kok sepertinya sudah kurang berharga lagi. Setelah di pikir-pikir saya bersyukur karena saya ternyata bisa memenuhi keinginan-keinginan saya seperti saat lapar tadi dan hal2 lain misal jika ada cewek cantik lewat, saya kan bisa berhenti sambil mencuri pandang sedikit tho, lha kalau Pak Presiden apa ya bisa ??? he he he..........

Pak Presiden seperti halnya kita adalah rakyat Indonesia yang hidup di negara yang bebas merdeka ini. Malah tugas Pak Presiden adalah juga untuk menjamin supaya kita warga negara bisa berkecukupan Sandang Pangan Papan dan hidup bebas di negara ini ternyata tidak memiliki kebebasan meski hanya untuk minum kopi di warkop, sekedar jalan2 di mall atau hal lain yang bagi kita rakyat adalah hal yang sangat sederhana dan mendasar. Sehingga dengan bermacam protokoler kepresidenan yang membuat PakPresiden malah tidak bisa seperti kita maka seharusnya rekan2 yang berniat menjadi Presiden RI harus merupakan orang2 yang membuat dirinya menjadi presiden adalah untuk melakukan sesuatu bagi negara,bukan menjadi Presiden untuk menjadi sesuatu. Ingat negara adalah untuk rakyat jangan dibalik Rakyat untuk negara.

Salam.

Ojek di Halte Bus Way

Ditulis Tanggal 26 January 2008 oleh Mirza Buchori


Hari ini adalah hari-hari terakhir dari cuti yang saya ambil untuk jatah cuti tahun 2007 yang pada tahun ini belum sempat saya ambil, sehingga saya ambil di awal-awal tahun 2008. Sebelum masuk kantor lagi saya sempatkan untuk mencari buku bacaan di gramedia Matraman, biasanya memang saya mengisi waktu sehabis pulang kantor adalah dengan membaca buku, main game atau berlatih Billiard di hanggar.


Pagi itu saya berangkat sekitar jam 10:00 dari kost, berjalan menuju ke seberang hero ke halte bus, seperti sebelum naik bus way ke gramedia saya naik metromini ke halte busway di bendungan hilir. Seperti biasanya sesampai di benhil(singkatan dari bendugan hilir), saya berjalan menuju ke penjualan ticket bus way. Sebenarnya sudah cukup sering saya naik busway dari benhil, tetapi baru siang itu saya merasa ada yang aneh dengan area bawah jembatan penyebrangan menuju ke conter ticket. Saya merasa bahwa ada buuanyak sekali tukang ojek yang mangkal di area ini, sepertinya begitu cepatnya perkembangan jumlah ini sehingga membuat saya cukup kaget melihat keadaan ini siang hari ini.


Dengan tanpa bermaksud sombong atau meremehkan profesi tukang ojek, saya merasa hal ini tidak tepat. Kerumunan tukang ojek ini menurut saya membuat suasana menjadi padat dan tidak nyaman. Sepeda-sepeda motor yang di parkir di sepanjang area bawah jembatan menuju conter bus way itu merampas hak pejalan kaki sebagai pengguna trotoar, hal ini diperarah dengan adanya pedagang makanan kecil di sekitar para tukang ojek itu, hal ini terjadi belum lagi program bus way ini berhasil mengurangi kemacetan dengan menarik masyarakat yang biasa menggunakan mobil pribadi untuk keperluan keluar rumah, sehingga melihat perkembangan kondisi sekitar counter bis way ini menurut saya kita masih jauh pada bebas dari kemacetan. kemunculan mereka di area fasilitas umum itu membuat fasilitas umum menjadi kumuh, tidak nyaman, tidak sedap di pandang mata.

Mereka disana tentu tidak hanya sekedar memarkir sepeda motor kemudian duduk manis sambil menunggu datangnya pengguna jasa mereka tetapi juga menghabiskan sebagian "Hidup" mereka disana tahu kan maksud saya, jika hal ini tidak segera di ambil tindakan penertiban atau menunggu jika kondisi sudah parah maka bisa jadi masyarakat pengguna busway akan menggunakan alternatif lain, bisa kembali ke angkutan jalanan atau mobil pribadi. Bisa-bisa seperti kasus para PKL yang akhirnya salah kaprah "mau di gusur kok mereka sudah lama cari duit di sana mau nggak di gusur kok bagaimana???".


Bayangkan saja jika infestasi untuk fasilitas umum yang begitu besar terbuang sia-sia hanya karena pemerintah kita tidak bisa merawatnya untuk masyarakat, maka berarti anggaran belanja pemerintah akan berkurang untuk hal-hal yang gagal. jika hal ini terjadi terus-menerus pada proyek2 fasilitas umum lainnya maka, bisa2 negara kita bisa bangkrut. Memang sepertinya hal ini sangat hyperbolic walau pun menurut saya ini sangat mungkin, lihat saja jumlah hutang pemerintah kita ke investor luar negeri, meski saya tidak tahu jumlahnya setahu saya tiap warga negara sudah menanggung beberapa juta rupiah hutang negara termasuk bayi yang baru lahir.


Memang kita sudah sering di hadapkan pada kondisi dimana fasilitas2 umum itu sudah tidak layak lagi tetapi mengingat tidak ada atau alternatif lainnya jauh lebih mahal sehingga kita tinggal menerima saja kondisi2 itu, misalkan saja metromini di jakarta. Menurut saya kok sudah tidak layak jalan di ibu kota negara kita tercinta Jakarta, tetapi karena tidak ada alternatif maka kita tetap menggunakannya. Kadang saya tertawa juga sendiri, setelah kita lebih dari setengah abad merdeka mengapa masih banyak pemimpin negara kita yang hanya bisa berfikir begitu-begitu saja, yang menurut saya banyak sekali masyarakat kita ini yang bisa berfikir jauh lebih baik mengenai solusi dari berbagai macam masalah.


Mana manfaat yang di peroleh oleh para pejabat dari studi banding ke luar negeri??? Apakah begitu sulitnya menerapkan apa yang sudah berhasil di terapkan oleh bangsa lain untuk di terapkan di negara kita???Apakah hanya karena sulit kemudian kita tidak berusaha untuk lebih baik lagi??? Mungkin pertanyaan terakhirnya adalah jika memang sulit sekali memimpin negara ini, kenapa pencalonan menjadi pejabat masih sangat semarak, lihat itu pilkada yang sekarang ini masih hangatnya???


Salam.