Salam Sahabat

Assalamualaikum
Yo opo kabar e "Prend"


Senin, 10 Maret 2008

100 Tahun Kebangkitan Nasional

Ditulis Tanggal 10 March 2008 oleh Mirza Buchori

Salah satu kegiatan saya di saat senggang selain membaca buku adalah mendengarkan radio dari handphone, mungkin sudah agak ketinggalan jaman jika dilihat bahwa jaman sekarang sudah begitu banyak sarana berita semacam televisi dengan channel yang semakin banyak, hal ini belum lagi jika di tambahkan saluran2 TV cabel. Bagi saya radio handphone ini selain handy juga simple, saya bisa mendengarkan berita saat berjalan menuju kantor, sambil mengerjakan pekerjaan kantor dan lain2 yang mungkin tidak akan saya peroleh dari televisi.

Ngomong-ngomong soal channel radio, saya suka sekali dengan channel Smart FM. Bagi saya radio ini adalah sebuah revolusi siaran radio dari "content" yang "tradisional" menjadi "berkarakter maju", kenapa saya sebut demikian adalah alih alih hanya menutar tangga lagu terbaru atau topik inter aktif kurang mendidik semacam seks pranikah, radio ini kok beda. Disini saya mendapatkan pelajaran tentang :
1. Motivasi
2. Investasi
3. Berita terbaru
4. Multiple Inteligent(termasuk emotional Question)
5. Dan beberapa hal yang sangat penting untuk human develpment

Nah, beberapa menit lalu saya mendengar komentar beberapa tokoh indonesia mengenai perasaan kita dalam menyambut "100 th Kebangkitan Nasional", beberapa tokoh itu seperti:
1. Susi Susanti, peraih mendali emas olimpiade pertama untuk Indonesia
2. Menteri komunikasi, Bp M. Nuh, yang merupakan Rektor saya dulu saat masih berkuliah di ITS
3. Ebit G A D, musisi senior indonesia

Menanggapi tentang pertanyaan bagaimana perasaan mereka tentang menyambut "100 th kebangkitan Nasional" itu, kabanyakan semua dari mereka menjawab yang intinya adalah bahwa mereka sangat bangga dengan perayaan ini karena kita bangsa indonesia adalah bangsa yang besar, yang mampu bersaing dengan bangsa lain di kancah internasional. Menurut saya jawaban semacam itu terlalu abstrak, malahan jika di telaah lebih lanjut menurut saya kok salah tempat artinya tidak sesuai dengan pertanyaannya. Pertanyaannya kan Kebangkitan Nasional bukan tentang wawasan kebangsaan sebagai warga negara.

Jika saya di tanya menganai bagaimana perasaan saya menjadi warga negara Indonesia (wawasan kebangsaan), maka pasti akan saya jawab bahwa saya bangga menjadi warga negara ini karena kita ini bangsa yang "besar". Makna besar disini adalah kita ini bangsa yang terdiri dari bermacam-macam suku dengan bermacam-macam kebudayaan, adat istiadat, bahasa, de el el, sesuatu yang bahkan tidak dimiliki oleh negara adidaya macam amerika sekalipun, tidak percaya??? ayo kita tengok Amerika, mana ada mereka membanggakan budaya asli mereka dalam hal ini adalah budaya "indian", kala itu ketika orang2 eropa sampai ke daratan Amerika mereka memberi cap suku indian(suku asli benua Amerika) sebagai para pengikut setan yang harus di musnahkan.

Akhirnya apa??? budaya itu terseleksi oleh alam dimana siapa yang kuat dialah yang berkuasa, sehingga Amerika saat ini adalah sebuah bangsa tanpa budaya, nggak mungkin dong mereka mengakui bahwa budaya Indian adalah budaya mereka, budaya suku yang dengan semena-mena mereka musnahkan hanya dengan dasar untuk kelangsungan generasi Amerika berikutnya yang lebih baik. Sehingga akhirnya Amerika melahirkan kebudayaan baru yaitu kebudayaan "tanpa budaya" itu sendiri yang untuk lebih mempermudah di sebut saja budaya Amerika. Hal ini juga terjadi di Australia terhadap suku aborigin-nya. Sehingga kita bisa
berbangga hati karena kita adalah bangsa yang berbudaya, yang mempunyai identitas yang unik sehingga jika kita berdampingan dengan bangsa lain yang berbudaya kita bisa menunjukan siapa kita sebagai bangsa.

Mengenai bagaimana perasaan saya menyambut 100 tahun kebagkitan Nasional, saya akan menjawab bahwa saya belum puas. Mari kita lihat kosa kata "Kebangkitan", apa makna kebangkitan ini??? bagi saya ini adalah saat dimana kita sebagai bangsa sepakat untuk bangkit menjadi bangsa yang lebih baik dari semula. Jika target kita hanya sekedar lebih baik dari saat kita sebelum merdeka maka saya kira sudah pada akhir tujuan kita, tapi kan tidak begitu saja thooo. Lebih dari itu adalah menjadi bangsa yang lebih baik baik setelah merdeka dan selanjutnya seterusnya semakin baik dan baik lagi.

Nah kenapa Saya belum bisa bangga??? mari kita lihat beberapa masalah2 di bawah ini:
1. Masih banyak kasus-kasus korupsi yang sudah mendarah daging menggerogoti negeri ini
Baru2 ini ada jaksa yang ketahuan korupsi dengan melepaskan terdakwa koruptor trilliunan rupiah
2. Anggaran pendidikan yang masih rendah, tidak memenuhi amanat UUD 45
Bagaimana bangsa ini bisa menjadi lebih baik jika bangsa ini tidak di isi oleh orang2 yang berpendidikan dengan baik
3. Aparat yang masih memiliki pandangan sempit mengenai semangat kesatuan
Sering kita lihat dan dengarkan berita bahwa ada aparat satu di serang aparat lain dengan alasan yang tidak masuk akal atau sepele
4. Perusahaan-perusaan BUMN yang di kelola secara serampangan
Image yang melekat pada BUMN yang selalu dengan kinerja yang tidak profesional, mark up, korupsi lagi yang selalu memberikan laporan keuangan tahunan yang selalu pailit.
5. Sarana transportasi yang belum mengutamakan Rakyat
Pesawat dipaksa terbang meski alat navigasi rusak dan kasusnya tidak jelas penyelesaiannya.
Kereta api yang sering anjok, tabrakan, de el el
6. Dan masih banyak lagi termasuk orang2 yang tega menjual negara kepada asing.

Sehingga saya belum bisa untuk berbangga menyambut 100 tahun kebangkitan Nasional ini, tugas kita sebagai generasi saat ini masih sangat banyak untuk menuju titik dimana kita bisa berbangga.

Salam

Tidak ada komentar: