Salam Sahabat

Assalamualaikum
Yo opo kabar e "Prend"


Kamis, 06 Maret 2008

Suap

Ditulis Tanggal 6 Maret 2008 oleh Mirza Buchori

Pagi ini saya ada meeting di Lt 18 dengan rekan2 lain di perusahaan untuk membahas kelanjutan status proyek yang akan di mulaikira-kira di akhir tahun 2009, yah masih agak lama sih tetapi mengingat proyek besar memang butuh banyak persiapan penuh dan yang pasti kami akan over load sampai hari "H". Sambil menunggu rekan2 lain ngumpul saya ke ruangan sekertaris boss, Sambil baca koran pagi cuci mata juga dong kan sekertaris boss ku cantik he he(setidaknya tipe saya lah).

Berita Utamanya sangat panas, mengenai jaksa yang menerima suap dari terdakwa kasus BLBI. Wah seru ini pasti, gumam saya dalam hati ini, Baca dan baca ternyata intinya salah seorang menteri di negara ini menghimbau supaya public tidak selalu berfikir untuk "melecehkan" pegawai pemerintahan dengan memberikan "Suap" supaya semua hal bisa di selesaikan dengan aparat atau pegawai pemerintah sebagai penerima suap dan public sebagai pemberi suap sehingga hasil akhir adalah keduanya senang tetapi negara menderita (setidaknya begitulah mungkin menurut si menteri ini).

Sangat menggelitik bagi saya pernyataan menteri ini, belum apa-apa sudah mengalihkan opini ke hal yang baru...yaitu memelintir permasalahan sehingga kurang jelas siapa yang jadi korban, siapa yang salah dan kesannya ada upaya melindungi secara membabi-buta terhadap yang di sebut pegawai pemerintah, seolah-olah mereka itu para patriot yang akan membela bangsa sampai tetes darah terakhir, sementara kita public adalah orang2 yang tidak mau perduli mau jadi apa negara ini yang penting kalo ada apa-apa dengan orang pemerintah langsung saja "Suap". Mungkin agak extrim saya menarik benang merah dari pernyataan menteri ini, tetapi menurut saya sih sangat masuk akal.

Kenapa tidak di selesaikan dulu masalah ini melalui pengadilan yang seharusnya "tempat paling jujur dan adil" --> seharusnya he he, baru nanti di komentari apa kek. Saya jadi berfikir lebih jauh lagi:
1. Apakah ada orang2 yang sekarang ini yang "di lindungi" agar tidak terseret ke dalam kasus ini???
2. Apakah "hanya" sampai disitu pemikiran oleh seseorang dengan jabatan mulia sekelas Menteri di negeri ini???

Di koran yang lain malah lebih lucu lagi, mereka membahas mengenai gaji yang katanya "hanya" 3.5 juta(katanya sih kurang), menurut mereka: jaksa itu adalah orang yang bekerja dengan tanggung jawab besar sehingga seharusnya di gaji besar(saat sampai pada kalimat ini saya tidak tahan untuk tertawa, jadi ingat saat2 baru lulus pilih2 pekerjaan hanya pada yang bergaji besar, tetapi setidaknya bagus juga pilih2 pekerjaan biar tidak ada alasan kurang nantinya, iya thooo). Jadi ceritanya disini ada yang berusaha memelintir masalah ini ke arah yang lain lagi yaitu kenaikan gaji. Mungkin mereka bergumam "Wah pren kita punya kesempatan untuk naik gaji dan tunjangan2 lainnya lebih daridua kali setahun nih, kapan lagi nih ada kesempatan gini, "durian runtuh choi" tul nggak pren???".

Kalau jaksa, hanya dengan mengatas namakan tanggung jawab besar lanjut berhak mengajukan kenaikan gaji yang besar yang nantinya pasti akan meningkatkan pengeluaran negara. Saya berfikir bagaimana dengan gaji pak presiden kita yang semuanya bermuara ke dia, meski ada menteri2 yang menbantunya, bagaimana para jenderal2 yang mungkin sedang memimpin perang intelijen dengan negara tetangga atau negara adikuasa untuk mempertahankan kedaulatan bangsa ini??? mau di buat berapa ya slip gaji mereka ini.

Kalau tahu tanggung jawab besar dan gaji kecil kok masih mau bertahan di sana sih pak???
Apa karena di tempat lain yang di minati dan bergaji besar sudah nggak ada yang menerima ??? he he he no offense please

Itulah perlunya kita memiliki ikatan batin yang erat dengan pekerjaan kita, sehingga tanpa kita melakukan pekerjaan itu kita akan kehilangan sesuatu atau ketika kita bekerja kita akan tenggelam dalam dunia kita sendiri dengan pekerjaan kita. Lihat itu orang-orang yang mungkin aneh bagi kita : Ilmuan, peneliti, Dosen dan orang2 lain yang memberikan totalitas dalam pekerjaannya. Mereka akan melakukan apa saja untuk pekerjaan itu, mengapa??? karena menurut saya pemahaman yang dalam terhadap "apa itu pekerjaan?" adalah bahwa pekerjaan itu merupakan puncak dari "Aktualisasi diri" kita sebenar-benarnya (apakah pekerjaan sebagai karyawan, seniman atau aktivitas independen kita), Apapun yang kita pelajari, dimanapun kita belajar puncaknya adalah "Aktualisasi diri" sehingga pekerjaan kita akan serasa hiburan atau sesuatu yang selalu memberi semangat bagi kita, kita tidak akan menodai siapa kita hanya dengan keteledoran kita, kecerobohan kita, apalagi hanya lembaran2 uang Suap itu.

Pekerjaan itu adalah
1. Aktualisasi diri kita
2. Darma kita(hal yang memang kita di ciptakan oleh Allah untuk mengisi sebagian kecil dunia ini dengan hal "itu")
3. Ibadah

Salam

Tidak ada komentar: