Salam Sahabat

Assalamualaikum
Yo opo kabar e "Prend"


Jumat, 14 Maret 2008

Ternyata aku memang sok tahu

Ditulis Tanggal 14 March 2008 oleh Mirza Buchori

Malam kemarin saya merasa kondisi fisik saya turun drastis, sehingga akhirnya saya memutuskan setelah jam 15:30 saya akan langsung pulang kantor. Sesampai di kost, saya langsung tiduran sambil menahan rasa sakit di sekujur tubuh saya yang terasa pegal semua dan panas, rasanya keringat di peras begitu keras sehingga mengalir deras sekali keluar dari pori-pori tubuh saya, begitu banyaknya keringat itu sehingga seperti habis lari berkilo-kilo meter jauhnya.

Beberapa jam saya menahan rasa sakit itu, sampai saya berfikir apakah sakit saya begitu parah sehingga akan bisa berakibat fatal, terlintas juga bayangan Bapak dan Ibu yang sedang ada di Lamongan dan juga kakak dan adik saya, mode mendramatisir "ON", peace. Akhirnya saya putuskan untuk mengambil obat yang saya peroleh dari berobat ke medex kemarin (nama
medical center di perusahaan saya). Beberapa saat kemudian demam saya turun dan kondisi saya tampaknya sudah normal kembali, kemudian saya berfikir bahwa betapa sok tahunya saya, kenapa???

Kondisi sakit saya ini sebenarnya sudah saya alami kira-kira mulai kurang lebih 2-3 minggu lalu. Selama ini memang jika saya mengalami sakit semacam demam dan flu, saya selalu mendiamkannya dengan alasan "ahh nanti kan sembuh sendiri", hal ini sudah menjadi rutin mengingat penyakit langganan saya ya memang panas, demam dan batuk. Saya juga pernah mengalami Typus dan demam berdarah(DB) yang keduanya mempunyai gejala relatif sama yaitu rasa panas membakar tulang. Nah ketika penyakit ini datang, karena rasa demamnya tidak seperti ketika kena typus atau DB ya saya ambil kesimpulan "ahh nantikan sembuh sendiri". Lama saya rasakan penyakit ini kok nggak ada reaksi apa-apa, seperti penyakit langganan saya. Oh iya demam dan flu langganan saya berpola seperti berikut: datang gejala --> masa sakit --> masa puncak/peak sakit --> sembuh dengan sendirinya. Nah entah kenapa kok yang saya rasakan kali ini berbeda.

Sakit ini kok, tenang2 saja berada di level yang sama setelah beberapa minggu, meski hanya demam tetapi effek sakitnya itu bisa berlipat ganda jika sedang berada di dalam kantor yang ber-AC. Tidak tahan dengan kondisi ini akhirnya saya menyerah juga, akhirnya saya ke medex (nama medical center di perusahaan saya). Setelah mengutarakan semua keluhan saya, Dokter Muhammad, Dokter yang saya percayadi medex bingung juga dengan kondisi saya. "Nah pasti sebenarnya nggak apa-apa thooo" pikir saya dalam hati, wong Dokter saja bingung kok.

Karena tidak ada informasi mengenai sakit saya akhirnya Dokter muhammad merekomendasikan saya untuk Cek darah. What the hell????? cek darah Dok, yang di sedot pake suntika itu ya??? Ya ampun mati aku pak??? aku sudah pusing saja menuju tempat pengambilan darah, maklum ambil darah selalu bikin aku grogi. pernah dulu saking groginya sampai darah nggak mau mengalir meski sudah di coblos sana coblos sini, akibatnya malah di suntik sampai beberapa kali deh.

Begitu masuk, aku disapa dengan senyum oleh mas penjaga dan aku berusaha membalasnya dengan seyum manis tetapi kok yang keluar senyum aneh, aku juga nggak tahu kenapa, he he he...sudah di ambil darah, di test ternyata kesimpulannya adalah aku kena infeksi. Dalam hati aku protes karena masak cuma infeksi saja bikin aku begini??? Mode nggak percaya "ON". Besok sorenya saat kondisiku tiba2 parah, aku akhirnya meminum obat2 yang di berikan oleh
Dokter Muhammad, dan ajaibnya Beberapa saat kemudian demam saya turun dan kondisi saya tampaknya sudah normal kembali.

Sambil duduk saya mencoba merenungkan beberapa hal, wong mau check up tinggal datang ke medex, mau berobat kemanapun nanti akan di ganti perusahaan, tetapi dari pada itu wong untuk diri sendiri kok ogah-ogahan terlebih lagi ini masalah kesehatan diri sendiri yang semua sudah pada tahu kalau kesehatan itu tidak ternilai harganya. Setelah saya pikir lebih jauh lagi saya memahami bahwa memang ada orang2 tertentu yang sangat ahli di bidangnya, begitu
hebatnya orang-orang ini sampai2 "diri kita sendiri", si orang hebat ini pun lebih tahu, contohnya gak usah jauh2: saya dan Dokter Muhammad, saya yang sakit, penyakit ini kan ada di diri saya, tapi kok orang lain yang lebih tahu dari saya bahwa saya perlu ini dan itu, ya thooo...

Saya semakin yakin bahwa kita memang tidak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain, kita juga perlu orang lain yang bisa memahami diri kita sendiri, apa lagi untuk memahami sesuatu yang ada di luar kita, semoga saya tidak terlambat untuk menyadari bahwa sikap sok tahu saya itu ternyata hanya membuat saya menjadi susah sendiri dan tolol.

Sepertinya "kita perlu untuk belajar memahami orang lain seperti kita ingin di pahami, kita perlu menghargai orang lain dalam takdirnya masing-masing.

Mengapa saya bilang "seperti?", karena hal ini masih terlalu sulit bagi saya untuk memahaminya dan mengaktualisasikannya.

Salam

Tidak ada komentar: